Sunday, June 10, 2012

When The T-Shirt Illustration Design Met The Musical Genre: Pop

Sejarah Musik Pop

Istilah pop pertama kali dicetuskan oleh pengamat seni rupa berkebangsaan Inggris, Lawrence Alloway. Baginya pop pada prinsipnya merupakan suatu istilah baru, kesadaran baru dari sekelompok seniman dan cedekiawan. Kata pop berasal dari geraakan seni yang muncul sekitar tahun 1960-an di Amerika dan Inggris. Dalam gerakan itu pop kira-kira sebagai resep mengendorkan pandangan-pandangan lama yang dianggap cocok dengan perkembangan zaman. 
Musik Pop (sebuah istilah yang awalnya berasal dari sebuah singkatan dari "populer") biasanya dipahami secara komersial rekaman musik, sering berorientasi menuju pasar muda, biasanya lirik lagunya relatif singkat dan sederhana serta memanfaatkan inovasi teknologi untuk menghasilkan variasi baru pada tema yang ada. Musik pop telah menyergap sebagian besar pengaruh dari bentuk-bentuk lain dari musik popular.

Perkembangannya di Indonesia 

 Koes Plus

Dulu musik di Indonesia banyak diisi oleh band-band dari Malaysia dan Singura. Namun sejak tahun 1960, Indonesia mulai berkreasi sendiri dengan diprakarsai oleh band Koes Bersaudara atau yang lebih kita kenal dengan nama Koes Plus. Sejak saat itu mulai muncul band-band pop di Indonesia. Sekarang telah banyak penyanyi dan band Indonesia yang terkenal di Asia Tenggara seperti Peterpan, Ungu, Wali, dsb.

Eits jangan salah bukan band-band pop diatas yang akan direview pada posting kali ini. Pop yang dimaksud disini adalah band-band indie pop seperti Mocca, Efek Rumah Kaca, Pure Saturday, White Shoes & The Couples Company, Naif, The Trees & The Wilds, dll. Beberapa dari band-band indie pop tersebut akan kita review desain artwork dari t-shirt merchandise mereka. Berikut adalah band-band yang menurut saya memiliki gaya gambar ilustrasi kaos yang menarik untuk diulas, lebih lengkapnya mari ikuti ulasan desain kaos mereka dibawah ini.

1. Naif (Jakarta, Indonesia) www.naifband.com

Naif adalah sebuah band pop terkenal di Indonesia yang terbentuk di Jakarta, 22 Oktober 1995. Berawal dari satu pemikiran, para alumnus mahasiswa IKJ (Institut Kesenian Jakarta) ini membuat band bernama Naif, yang kini tetap solid dengan 4 anggota mereka yang masih bertahan. Meraka adalah David (vokal), Jarwo (gitar), Emil (bass), dan Pepeng (drum).

Sudah bertahun-tahun Naif memakan asam-manisnya industri musik Indonesia, dan selama itu pula pasti sudah banyak pula merchandise yang telah meraka rilis, salah satunya adalah t-shirt. Berikut adalah salah satu merchandise kaos dari Naif favorit saya.


Yaitu kaos merchandise Naif yang diambil dari komik Petualangan Naif: Radio Antik Vol. 1. Menggunakan 2 warna dsar dominasi biru dengan sedikit warna merah, dengan teknik gaya gambar vektor kaos ini terlihat simple namun tetap eye catching. Gambar yang sederhana seperi itu pastilah mudah sekali diingat apalagi jika menggunakan gaya gambar yang khas seperti ini.

2. Mocca (Bandung, Indonesia) www.mymocca.com


Pertama kali  dikenal berkat dirilisnya album kompilasi Delicatessen di tahun 2002, Mocca langsung dapat merebut hati para penggemarnya. Tergabung atas dasar adanya band kampus di tahun 1997-an, Mocca adalah salah satu pelopor band indie pop di Bandung saat itu. Grup ini beranggotakan Riko Prayitno (gitar), Arina Ephipania (vokal dan flute), Achmad Pratama (bass), dan Indra Massad (drum). Lagu-lagu Mocca sendiri menggunakan bahasa Inggris dengan alasan memudahkan penulisan syair serta kesesuaian dengan warna lagu pop dengan sentuhan swing jazz, twee pop, dan suasana ala 60-an.

Berikut 2 official merchandise dari Mocca yang saya review.


Mengapa 2 artwork merchandise diatas langsung saya review menjadi satu? Karena jika kita amati bahwa 2 artwork pada desain kaos tersebut memiliki gaya gambar yang sama. Menggunakan warna pastel dan tanpa menggunakan garis tepi atau outline. Entah tekniknya merupakan manual drawing atau digital yang menyerupai manual drawing, akan tetapi desain merchandise Mocca yang satu terlihat sangat unik dan menarik. Karena gaya gambar yang digunakan sangatlah sederhana dengan teknik pewarnaan yang menyerupai pewarnaan ketika kita menggambar dengan menggunakan pensil warna. 

3. Efek Rumah Kaca (Jakarta, Indonesia) www.myspace.com/efekrumahkaca 


Efek Rumah Kaca yang terdiri dari Cholil Mahmud (vokal/gitar), Adrian Yunan Faisal (bass) dan Akbar Bagus Sudibyo (drum) terbentuk pada tahun 2001. Setelah mengalami beberapa kali perubahan personil, akhirnya mereka memantapkan diri mereka dengan formasi 3 orang dalam band-nya. Sebelumnya, band ini bernama "Hush" yang kemudian diganti menjadi "Superego", yang kemudian berubah lagi pada tahun 2005 menjadi Efek Rumah Kaca- diambil dari salah satu judul lagu mereka. Dan lahirlah Efek Rumah Kaca.

Banyak yang menyebutkan bahwa warna musik Efek Rumah Kaca tergolong dalam post-rock, bahkan adapula yang menyebutkan shoegaze sebagai warna musik mereka. Tetapi, Efek Rumah Kaca dengan mantap menyebutkan bahwa warna musik mereka adalah pop, karena mereka merasa tidak mengunakan banyak distorsi dalam lagu-lagu mereka seperti selayaknya musik rock. Secara musikal, Efek Rumah Kaca (ERK) cukup banyak dipengaruhi oleh Jeff Buckley, Smashing Pumpkins, Radiohead, Sting, Jon Anderson, hingga Bjork
.


Sementara itu pada desain kaos merchadise-nya sekilas gaya gambar yang ditonjolkan sama dengan gaya gambar pada merch kaos milik Mocca. Penggunaan warna pastel yang mengesankan cerah serta konsep desain yang lebih menonjolkan bentuk tubuh manusia sebagai obyek utamanya mengesankan desain yang unik pada artwork merchandise ini. Desain yang dipakai menurut saya lebih condong dengan gaya desain surrealism, yaitu penggantian/penambahan bentuk obyek ke bentuk yang lain. Seperti pada gambar tubuh manusia diatas, pengatian bentuk tersebut terletak pada kepalanya yang digantikan oleh pemutar musik kuno. Selain pada warna, kesamaan desain merchandise ERK dengan Mocca juga terletak pada teknik eksekusinya yang berteknik ilustrasi manual. Serta yang khas dari merchandise ERK adalah setiap tema dari konsep artwork-nya diambil berdasarkan judul-judul lagu mereka.

Berdasarkan ulasan merch artwork dari tiga band diatas, dapat kita amati adanya kesamaan dari tiap desainnya. Mulai dari pemilihan warna hingga teknik eksekusi ilustrasinya. Kebanyakan dari artwork merchandise band pop menggunakan gaya gambar dengan teknik menyerupai manual drawing, serta pemilihan warna yang sederhana dengan menggunakan warna pastel yang cerah. Terkait dengan filosofi musik pop itu sendiri memang gaya gambar dari sebuah desain merchandise haruslah seimbang. Warna pastel misalnya, warna ini dipilih karena dapat mewakili soul musik pop yang cenderung mendayu dengan alunan nada yang merdu dan kalem.

Namun tak hanya teknik manual drawing  seperti desain koas milik Mocca & ERK, namun seperti halnya desain kaos milik Naif, artwork musik pop terkadang ada juga yang menggunakan teknik vektor. Namun pop tetaplah pop, sentuhan kalem tetap terasa dari pemilihan warna dari desain tersebut. Tak banyak memainkan warna, sehingga tetap terkesan simpel namun tetap enak dipandang.

No comments:

Post a Comment